Penyesuaian
Diri dan Pertumbuhan personal
A. PENYESUAIAN
DIRI
Arti
Penyesuaian Diri
Penyesuaian
diri (adjustment) merupakan suatu istilah yang sangat sulit didefinisikan
karena (1) penyesuaian diri mengandung banyak arti, (2) criteria untuk menilai
penyesuaian diri tidak dapat dirumuskan secara jelas, dan (3) penyesuaian diri
(adjustment) dan lawannya ketidakmampuan menyesuaikan diri (maladjustment)
memiliki batas yang sama sehingga akan mengaburkan perbedaan diantara keduanya.
Dengan demikian, apabila kita mau menghilangkan kekacauan atau salah pengertian
mengenai apa itu penyesuaian diri, maka kita harus tahu konsep-konsep dasarnya.
Penyesuaian
Diri sebagai Adaptasi
Secara
historis arti istilah “penyesuaian diri” sudah mengalami banyak perubahan.
Karena kuatnya pengaruh pemikiran evolusi pada psikologi, maka penyesuaian diri
disamakan dengan adaptasi, yaitu proses dimana organism yang agak sederhana
mematuhi tuntutan-tuntutan lingkungan. Meskipun ada persamaan diantara kedua
istilah tersebut, namun penyesuaian diri yang kompleks tidak cocok dengan
konsep adaptasi biologis yang sederhana. Erich Fromm dalam bukunya, Escape
from Freedom, (Fromm, 1941) mengemukakan konsep adaptasi yang menarik dan
berguna yang mendekati ide penyesuaian diri. Fromm membedakan apa yang
dinamakannya adaptasi statis dan adaptasi dinamik. Ia menggunakan adaptasi
statis untuk menyebut perubahan kebiasaan yang relatif sederhana, misalnya
orang berpindah dari satu kota kekota yang lain. Sedangkan adaptasi dinamik
adalah sistuasi dimana seseorang menerima hal-hal meskipun menyakitkan, misalnya
seorang anak laki-laki tunduk kepada perintah ayah yang keras dan mengancam.
Fromm menafsirkan neurosis sebagai respons dinamik, adaptasi yang sama dengan
penyesuaian diri.
Penyesuaian
Diri dan Individualitas
Dalam
mendefinisikan penyesuaian diri, kita tidak boleh melupakan perbedaan
–perbedaan individual. Anak yang sangat cerdas atau genius tidak sesuai dengan
pola “normal”, baik dalam kapasitas maupun dalam tingkah lakunya, tetapi kita
tidak dapat menyebutnya sebagai orang yang tidak dapat menyesuaikan diri.
Sering kali norma-norma sosial dan budaya begitu kaku untuk dituruti dengan
baik. Misalnya, sering terjadi dibeberapa Negara, warga Negara menolak
undang-undang abortus atau sterilisasi yang dikeluarkan oleh Negara. Orang yang
tidak dapat menerima undang-undang ini, tidak dapat tidak dapat dianggap
sebagai orang yang tidak dapat menyesuaikan diri.
Penyesuaian
Diri sebagai Penguasaan
Penyesuaian
diri yang baik kelihatannya mengandung suatu tingkat penguasaan yang baik pula,
yaitu kemampuan untuk merencanakan atau mengatur respons-respons pribadi
sedemikian rupa sehingga konflik-konflik, kesulitan-kesulitan dan
frustasi-frustasi akan hilang dengan munculnya tingkah laku yang efisien atau
yang menguasai. Gagasan ini jelas berguna tetapi tidak memperhitungkan
kelemahan-kelemahan individual. Kebanyakan orang tidak memiliki kemampuan yang
dituntut oleh penguasaan itu. pemimpin-pemimpin, orang-orang ang genius, dan
orang-orang yang IQ-nya diatas rata-rata mungkin diharapkan memperlihatkan
penguasaan yang luar biasa itu, tetapi meskipun demikian orang-orang ini pun
sering mengalami kegagalan. Ini justru mengingatkan kita bahwa setiap orang
memiliki tingkat penyesuaian dirinya sendiri, yang ditentukan oleh
kapasitas-kapasitas bawaan, kecenderungan-kecenderungan yang diperoleh, dan
pengalaman.
Definisi
Penyesuaian Diri
Dari
segi pandangan psikologis, penyesuaian diri memiliki banyak arti, seperti
pemuasan kebutuhan, keterampilan dalam menangani frustasi dan konflik,
ketenangan pikiran/jiwa, atau bahkan pembentukan simtom-simtom. Itu berarti
belajar bagaimana bergaul dengan baik dengan orang lain dan bagaimana
menghadapi tuntutan-tuntutan pekerjaan. Tyson menyebut hal-hal seperti
kemampuan untuk beradaptasi, kemampuan berafeksi, kehidupan yang seimbang,
kemampuan untuk mengambil keuntungan dari pengalaman, toleransi terhadap
frustasi, humor, sikap yang tidak ekstrem, objektivitas, dan lain-lain (Tyson,
1951).
Kita
tidak dapat mengatakan bahwa penyesuaian diri itu baik atau buruk. Kita hanya
dapat mengatakan bahwa penyesuaian diri adalah cara individual atau khusus
organismedalam bereaksi terhadap tuntutan-tuntutan dari dalam atau
situasi-situasi dari luar. Untuk beberapa orang mungkin reaksi ini bisa efisien,
sehat atau memuaskan. Sementara untuk orang lain reaksi ini melumpuhkan, tidak
efektif, atau bahkan patologik.
Jadi,
kita dapat mendefinisikan dengan sederhana, bahwa penyesuaian diri itu adalah
suatu proses yang melibatkan respons-respons mental dan tingkah laku yang
menyebabkan individu berusaha menanggulangi kebutuhan-kebutuhan,
tegangan-tegangan, frustasi-frustasi, dan konflik-konflik batin serta
menyelaraskan tuntutan-tuntutan batin ini dengan tuntutan-tuntutan yang
dikenakan kepadanya oleh dunia dimana ia hidup. Dalam arti ini, kebanyakan
respons cocok dengan konsep penyesuaian diri.
Konsep
Penyesuaian Diri yang Baik
Apa
itu penyesuaian diri yang baik? Pasti itu yang ada dibenak kita setelah kita
mendengar konsep penyesuaian diri yang baik. Orang yang dapat menyesuaikan diri
dengan baik adalah orang yang memiliki respons-respons yang matang, efisien,
memuaskan dan sehat. Sebaliknya, orang yang neurotic adalah orang yang sangat
tidak efisien dan tidak pernah menangani tugas-tugas secara lengkap.
Istilah
“sehat” berarti respons yang baik untuk kesehatan, yakni cocok dengan kodrat
manusia, dalam hubungannya dengan orang lain dan dengan tanggung jawabnya.
Kesehatan merupakan cirri yang sangat khas dalam penyesuaian diri yang baik.
singkatnya, meskipun memiliki kekurangan-kekurangan kepribadian, ornag yang
dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat bereaksi secara efektif terhadap
situasi-situasi yang berbeda, dapat memecahkan konflik-konflik, frustasi-frustasi
dan masalah-masalah tanpa menggunakan tingkah laku yang simtomatik. Karena itu,
ia relative bebas dari simtom-simtom, seperti kecemasan kronis, obsesi, atau
gangguan-gangguan psikofisiologis (psikosomatik). Ia menciptakan dunia hubungan
antarpribadi dan kepuasan-kepuasan yang ikut menyumbangkan kesinambungan
pertumbuhan kepribadian.
Penyesuaian
Diri adalah Relatif
Penyesuaian
diri seperti yang telah dirumuskan diatas adalah relatif karena tidak ada orang
yang dapat menyesuaikan diri secara sempurna. Penyesuaian diri harus dinilai
berdasarkan kapasitas individu untuk mengubah dan menanggulangi
tuntutan-tuntutan yang dihadapi dan kapasitas ini berbeda-beda menurut
kepribadian dan tingkat perkembangan.
Penyesuaian
diri juga bersifat relatif karena berbeda-beda menurut norma-norma sosial dan
budaya, serta individu itu sendiri pun berbeda-beda dalam bertingkah laku.
Bahkan orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik kadang-kadang merasa
bahwa ia menghadapi situasi atau masalah yang melampaui kemampuannya untuk
menyesuaikan diri.
Penyesuaian
Diri versus Moralitas
Pemakaian
baik dan buruk menempatkan seorang psikolog dalam ilmu kesehatan mental dalam
posisi untuk membuat penilaian terhadap tingkah laku yang sebenarnya diharapkan
tidak dilakukan oleh seorang ilmuwan. Tetapi dapat dikemukakan di sini bahwa
keputusan untuk menilai bukan sesuatu yang khas bagi bidang ilmu moral atau
etika. Setiap orang dapat berbicara tentang kesehatan yang baik dan buruk, atau
cuaca yang baik atau buruk dengan tidak memperhatikan pandangan moral atau
etika. Kita tidak melihat tingkah laku yang tidak dapat menyesuaikan diri
sebagai sesuatu yang secara moral buruk atau juga orang yang dapat menyesuaikan
diri dengan baik sabagai teladan kebajikan yang sempurna. Kemampuan
menyesuaikan diri tidak dapat disamakan dengan kebajikan, atau ketidakmampuan
menyesuaikan diri disamakan dengan dosa. (Mowrer, 1960). Tetapi sering kali
terjadi bahwa imoralitas merupakan akar dari ketidakmampuan menyesuaikan diri
dan sudah pasti penyesuaian diri yang sehat dalam pengertian yang sangat luas
harus juga mencakup kesehatan moral.
B. PERTUMBUHAN
PERSONAL
Banyak
kualitas penyesuaian diri yang baik mengandung implikasi-implikasi yang khas
bagi pertumbuhan pribadi. Ide ini terkandung dalam kriteria perkembangan diri
yang berarti pertumbuhan kepribadian yang terus-menerus kearah tujuan
kematangan dan prestasi pribadi. Setiap langkah dalam proses pertumbuhan dari
masa bayi sampai masa dewasa harus menjadi kemajuan tertentu kearah kematangan
tang lebih besar dalam pikiran, emosi, sikap dan tingkah laku. Pelekatan
(fiksasi) pada setiap tingkat perkembangan bertentangan
dengan penyesuaian diri yang adekuat, misalnya menggigit kuku,
menghisap jempol, ngompol, ledakan amarah, atau membutuhkan sangat banyak kasih
sayang dan perhatian. Perkembangan diri disebabkan oleh realisasi kematangan
yang terjadi secara tahap demi tahap.
Pertumbuhan
kepribadian ditingkatkan oleh banyaknya minat terhadap pekerjaan dan
kegemaran. Sulit menyesuaikan diri dengan baik terhadap tuntutan-tuntutan
pekerjaan yang tidak menarik dan membosankan, dan segera pekerjaan itu menjadi
hal yang tidak menyenangkan atau menjijikkan. Tetpi, kita memiliki cara
tertentu untuk mengubah dan mengganti pekerjaan yang merangsang minat kita
sehingga kita dapat memperoleh kepuasan terus-menerus dalam pekerjaan.
Pertumbuhan
pribadi tergantung juga pada skala nilai yang adekuat dan tujuan yang
ditetapkan dengan baik, kriteria yang selalu dapat digunakan seseorang untuk
menilai penyesuaian diri. Skala nilai atau filsafat hidup adalah seperangkat
ide, kebenaran, keyakinan, dan prinsip membimbing seseorang dalam berpikir,
bersikap, dan dalam berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain dalam
memandang kenyataan dan dalam tingkah laku sosial, moral dan agama. Seperangkat
nilai inilah yang akan menentukan apakah kenyataan itu besifat mengancam,
bermusuhan, sangat kuat, atau tidak patut menyesuaikan diri dengannya.
Penyesuaian diri memerlukan penanganan yang efektif terhadap masalah dan stress
yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, dan pemecahan masalah dan stress
itu akan ditentukan oleh nilai-nilai yang kita bawa berkenaan dengan situasi
itu. kita seringkali mendengar orang-orang menjadi berantakan dan dengan
demikian mendapat gangguan emosi dan tidak bahagia. Orang-orang tersebut tidak
yakin mengenai hal yang baik atau buruk, benar atau salahh, bernilai atau tidak
bernilai. Mereka tidak memiliki pengetahuan, nilai, atau prinsip yang akan
menyanggupi mereka untuk mereduksikan kebimbangan atau konflik yang secara
emosional sangat mengganggu.
Dalam
proses pematangan, perkembangan situasi sistem nilai akan meliputi juga tujuan
jangka pendek dan jangka panjang yang menjadi inti dari integrasi dan tingkah
laku menyesuaikan diri. orang yang memiliki tujuan-tujuan yang ditetapkan
dengan baik bertindak secara terarah dan bertujuan, meskipun terkadang
terganggu oleh kehilangan arah, kebosanan, kekurangan minat dan dorongan. Dalam
salah satu penelitian mengenai pengaruh-pengaruh dari tercapainya tujuan di
kalangan para mahasiswa, telah ditemukan bahwa arah tujuan ada hubunganya
dengan peningkatan keyakinan, perbaikan harga nilai, dan pembaruan usaha.
Pengaruh umum dari tercapainya tujuan adalah tegangan direduksikan.
Kriteria
terakhir untuk menilai penyesuaian diri adalahh sikap terhadap kenyataan.
Penyesuaian diri yang baik memerlukan sikap yang sehat dan realistic yang menyanggupi
seseorang untuk menerima kenyataan sebagaimana adanya bukan sebagaimana
diharapkan atau diinginkan. Kriteria ini dipakai pada segi-segi kenyataan dalam
waktu dan ruang. Ada orang yang hidup dalam dunia mimpi tentang peristiwa masa
lampau yang sangat menghargai kenangan-kenangan pada masa kanak-kanak, dan
baginya masa sekarang adalah suatu kenyataan yang jelek, dan masa yang akan
datang merupakan sesuatu yang menakutkan.
Adolph
Meyer berpendapat bahwa kapasitas untuk menggunakan masa lampau dan bukan
semata-mata menderita karenanya adalah perlu untuk penyesuaian diri bahwa
penangan harus dipakai untuk menangani kenyataan sekarang dan kesempatan yang
kreatif dapat direalisasikan dengan tinjauan yang sehat ke masa depan. Sikap
yang sehat terhadap masa lampau, masa sekarang dan masa depan sangat penting
untuuk penyesuaian diri yang sehat.
Factor
yang mempengaruhi pertumbuhan personal ;
1. Faktor
biologis
Karakteristik
anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis
yang sangat kental.
2. Faktor
geografis
Faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan
menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
3. Faktor
budaya
Tidak
di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang,
tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki
kepribadian yang sama juga.
Selain
itu, ada satu hal yang tidak kalah penting berkaitan dengan penyesuaian diri
dan pertumbuhan personal adalah komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang
baik maka penyesuaian diri dan pertumbuhan personal seseorang juga akan
berjalan baik.
Sumber
:
Semium,
yustinus.2006.kesehatan mental 1.kanisius:Jakarta
hristensen.j.paula.2009.proses
keperawatan.buku kedokteran EGC : Jakarta