1. Definisi
Motivasi
Istilah
motivasi berasal dari bahsa latin movere yang berarti bergerak. Dalam konteks
sekarang, motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses psikologi yang
menghasilkan suatu intensitas dan ketekunan individual dalam usaha untuk
mencapai tujuan.
Berikut
ini adalah pengertian motivasi menurut para ahli :
·
Motivasi adalah perubahan energi dalam
diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untukmencapai tujuan (Hamalik, 1992:173).
·
Menurut Mitchell motivasi adalah
proses-proses psikological, yang menyebabkan timbulnya, dan terjadinya
persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu.
·
McDonald, memilih pengertian motivasi
sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan
efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Motivasi merpakan masalh kompleks
dalam organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang
atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
Berdasarkan
pengertian-pengertian diatas motivasi dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
perubahan energi yang ditandai oleh dorongan efektif yang menyebabkan
timbulnya, diarahkannnya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela
yang di arahkan untuk mencapai tujuan.
2.
Teori motivasi
a.
Teori Drive Reinfircement
Teori
drive bisa di uraikan sebagai teori-teori dorongan motivasi, perilaku didorong
ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam siri seseorang atau
binatang. Contohnya freud (1940) berdasarkan ide-idenhya tentang kepribdian
pada bawaan, dalam kelahiran, dorongan seksual dan agersif. Secara umum teori
drive mengatakan halberikut ketika suatu keadaan dorongan internal muncul,
individu di dorong untuk mengaturnya dalam perillaku yang akan mengarah ke
tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong.
Pada
manusia dapat mencapain tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan
apabila dapt menyenangkan dan memuaskan, jadinya motivasi dapat dikatakan
terdiri dari :
·
Suatu perilaku keadaan yang mendorong
·
Perilaku yang mengarah ke tujuan yang
dipahami oleh keadaan terdorong
·
Pencapaian tujuan yang memadai
·
Pengurangan dan kepuasan subjektif dan
ketegaan ke tingkat tujuan yang tercapai
Setelah
keadaan itu terdorong akan muncul perilaku ke arah tujuan yang sesui.
Pengulangan kejadian yang baru saja diuraikan sering kali disebut lingkaran
korelasi.
Conroh:
Sebuah hpermarket menjanjikan akan menaikan jabatan dari SPG menjadi admin jika
SPG dapat mencapai target atau melebihi target, lalu ada seorang SPG pada awalnya
mendapat posisis sebgai SPG, tetapi sekrang menduduki jabatan sebagai admin
untuk sebuah produk yang dikerjakan, karena semasa ia menjadi SPG, ia berhasil
memenuhi target yang harus dicapai bahkan mungkin melebihi target. Maka dari
itu sebgai atau Reinforcement ia naik jabatan.
b.
Teori Harapan
Victor
H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “ Work And Mtivation” mengetengahkan
suatu teori yang disebut sebagai “Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi
merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan
yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang
diingakannya itu. artinya, apabila seseorang sangat mengingikan sesuatu, dan
jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan
dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang
menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesutau itu cukup besar, yang
bersangkutan akan terdoorong untuk memperoleh hal yang diingikannya itu. Sebaliknya,
jika harapn memperoleh hal yang diingikannya itu tipis, motivasinya untuk
berupa akan menjadi rendah.
Contoh:
Inplikasi dari kasus diatas, SPG tersebut akan melakukan usaha yang lebih besar
lagi karena adanya harapan akan naik jabatan jika dia berusaha dengan keras dan
naik jabatan itu merupakan nilai dari yang ia kerjakan.
Teori
harapan ini didasarkan atas :
v Harapan
(Expectancy), dalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena
perilaku. Harapan akan berkisar antara nilai negatif (sangat tidak diinginkan
sampai dengan nilai positif). Harapn negatif menunjukan tidak ada kemungkinan
sesuatu hasil akan muncul sebagai akinat dari tindakan tertentu, abhkan
hasilnya bisa lebih buruk. Sedangkan harapan positif menunjukan kepastian bahwa
hasil tertentu akan muncul sebagai konsekuensi dari suatu tindakan atau
perilaku.
v Nilai
(Valence), adalah kekuatan relatif dari keinginan dan kebutuhan untuk mencapai
hasil, berkenaan dengan prefensi hasil yang dapat dilihat oleh setiap individu.
Bagi seorang individu, perilaku tertentu mempunyai nilai tertentu. Suatu hasil
mempunyai valensi positif apabila dipilih, tetapi sebaliknya mempunyai valensi
negatif jika tidak dipilih.
v Pertautan
(Instrumrntality), yaitu keinginan besarnya kemungkian bila bekerja secara
efektifitas, apakah akan terpenuhi keinginan dan kebutuhan tertentu yang
diharapkannnya indeks yang merupakan tolak ukur berapa besarnya perusahaan akan
memberikan penghargaan atas hasil usahnya untuk pemuasan kebutuhannnnya.
c. Teori
Tujuan
Locke
mengusulkan model kognitif, yang dinamakan teori tujuan, yang mencoba
menjelaskan hubungan-hubungan secara sadar.menurut Locke, tujuan-tujuan yang
cukup sulit, khusus dan yang pernyataannya jelas dapt diterima oleh tenaga
kerja, akan menghasilkan unjuk kerja yang lebih tinggi dari pada tujuan-tujuan
yang taksa, tidak khusu dan yang mudah dicapai. Teori tujuan, sebagaimana yang
didasarkan pada teori ini menggambarkan kemanfaatan nya bagi organisasi.
Penetapan
tujuan juda dapat ditemukan dalam teori motivasi harapan. Individu menetapkan
sasaran pribadi yang diinginkan dicapai. Sasaran-sasaran pribadi memiliki nilai
kepentingan pribadi (valence) yang berbeda-beda. Proses penetapan tujuan (goal
setting) dapat dilakukan berdasarkan prakarsa sendiri, dapat seperti MBO,
diwajibkan oleh organisasi sebagai suatu kebijakan perusahan. Bila didasarkan
oleh prakarsa sendiri dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja individu bercorak
proaktif dan ia tetapkan. Bla sorang tenaga kerja memiliki motivasi kerja yang
lebih bercorak reaktif. Pada saat ia diberi tugas untuk menetapkan
sasaran-sasaran kerjanya untuk kurun waktu tertentu dapat terjadi bahwa
keterikatan terhadap usaha mencpai tujuan tersebut tidak terlalu besar.
Contoh:
Seorang karyawan berniat untuk membuka usaha,sebelumnya ia tela bekerja untuk
mendapatkan gaji yang ditabung untuk dijadikan modal usaha, setelah modal itu
terkumpul ia mulai membuka usahanya tersebut.
d.
Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Maslow
telah membuat teori hirarki kebutuhan, semua kebutuhan dasar itu adalah
instinctoid, setara dengan naluru pada hewan. Manusia mulai dengan disposisi
yang sangat lemah yang kemudian kuno sepenuhnya sebagai orang tumbuh. Bila
lingkungan yang benar. Orang akan tumbuh lurus dan indah, aktualisasi potensi
yang mereka telah mewariss. Jika lingkungan tidak “benar” mereka tidak akan
tumbuh tinggi, lurus dan indah.
Maslow
telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebuuhan dasara diluar
kebutuhan tersebut, kebutuhan tingakt yang lebih tinggi ada. Ini termasuk
kebutuhan utnuk memehami dasar, orang tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan
pertama telah puas, maupun ketiga sampai kedua telah puas, dan sebagainya.
Kebutuhan dasar Maslow adalah sebagai berikut :
v Kebutuhan
Fisiologi
Ini
adalah kebutuhan biologis, mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air,
dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika
seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologi yang akan datang pertama
dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
v Kebutuhan
keamanan
Ketika
semua kebutuhan fisiologi puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan
perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit
kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode
disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan laut). Anak-anak sering
menampilkan tanda-tnda tidak aman dam perlu aman.
v Kebutuhan
cinta, sayang dan kepemilikan.
ketika
kebutuhan untuk keselamtan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya
kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan
bahwa orang mencari untuk mengatasi perasan kesepian dan keterasingan. Ini
melibatkan kedua dan meneriman cinta, kasih sayang dan emberikan rasa memiliki.
v Kebutuhan
estem
Ketika
tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebtuhan untuk harga bisa menjadi
dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untu seseorang mendapat
penghargaan dari orang lain. Menusia memiliki kebutuhan untuk tegas,
berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain.
Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai
orang di dunia. Ketika kebutuhan frustsi, orang merasa rendah, lemah, tak
berdaya dan tidak berharga.
v Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Ketika
semua kebtuhan diatas terpenuhi, maslow menggambarkan aktualisasi diri sebgai
orang perlu untuk menjadi dan melkukan apa yang orang itu lakukan. “ seorang
musisi harus bermusik, seniman melukis, dan penyair meniulis”. Kebutuhan ini
membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu
merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu gelisah. Jika seorang lapar, tidak aman.
Tidak dicintai atau diterima sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu
gelisah tentang, hal ini todak selau jelas apa yang seseorang ingin ketika ada
kebutuhan aktualisasi diri.
Contoh:
Seorang karyawan, jika sudah memenuhi kebutuhan hirarki maslow dari kebutuhan
fisiologis, kebuthan keamanan dan kebutuhan cinta, sayang dan kepemilikiakan
seperti gaji membangun rumah tangganya dengan hasil gaji yang dicapai, seperti
merasa aman dan nyaman lalu dengan perusahaan yang disana ia memiliki karirnya,
hingga kebutuhan sel esteem yang dalam arti karyawan tersebut sudah tercatat
sebagai karyawan yang bisa naik jabtan atau dipromoikan mengisi kursi manajer,
kemudian mengaktualisasi dirinya dengan mengikuti seminar-seminar yang mebangun
jiwa kepemimpinannya, hingaa ketika ia mendapatkan prestise sebagai manajer,
kemudian ia melakukan aktualisasi lebih lanjut dengan memberi motivasi terhadap
bawahannya.
Sumber :
Sarwono, Sarlito W. 2005. Psikologi Sosial
(Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan). Balai Pustaka, Jakarta.
Sutarto. 1995. Dasar-Dasar Kepemimpinan
Administrasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Wahjosumidjo. 1993. Kepemimpinan dan Motivasi.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Wexley, Kenneth N, dkk.1992. Perilaku Organisasi dan
Psikologi Personalia. Jakarta: Rneka Cipta.
Sastrodiningrat.1999. Kapita Selekta Manajemen dan
Kepemimpinan.Yogyakarta: IND-HILL-CO.
Uno, Amzah B. 2008. Teori Motivasi &
Pengukurannya Kajian & Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara.
Vroom, VH dan Yetton, PW (1973). Kepemimpinan dan
pengambilan keputusan. Pittsburg: University of Pittsburg
Munandar, Ashar Sunyoto . 2001 , Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta. Universitas Indonesia
Manulang,M.2012.DASAR-DASAR MANAJEMEN.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Munandar, Ashar Sunyoto . 2001 , Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta. Universitas Indonesia
Manulang,M.2012.DASAR-DASAR MANAJEMEN.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Mukhyi,Abdul M &
Saputro,Imam,Hadi.1995.PENGANTAR MANAJEMEN UMUM.Jakarta:Gunadarma University.
http://religiouscounsellingstain.blogspot.com/2013/04/konsep-motivasi-dalam-psikologi.html
http://butuhjilbab.wordpress.com/2013/04/17/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli-definisi-fungsi-jenis-sifat-teori-ciri/
http://atpsikologi.blogspot.com/2009/10/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli.html
http://blog.uny.ac.id/iisprasetyo/teori-path-goal-dalam-kepemimpinan/
0 komentar:
Posting Komentar