Jumat, 30 September 2011

Manusia dan Cinta Kasih

Apa arti cinta itu sebenarnya? Setiap insan mempunyai tanggapan sendiri tentang arti cinta. Dan setiap insan juga punya cara sendiri untuk mencintai.Cinta adalah sebuah ungkapan rasa sayang dan simpati kita kepada seseorang. Kata cinta juga diberikan dari kita kepada Sang Pencipta, sebagai tanda kalau kita amat membutuhkan dan menyanjungnya. Rasa cinta yang kita berikan menunjukkan bahwasanya kita sangat menyukainya dan ingin bersamanya. Kecemburuan sering terjadi jika seseorang yang kita cintai bersama orang lain. Itulah cinta, satu nama seribu makna.
Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Cinta Kasih Kepada Sesama
Cinta kepada sesama adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam, menurut Erich Fromm, ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
  1. Knowledge (pengenalan)
  2. Responsibilty (tanggung jawab)
  3. Care (perhatian)
  4. Respect (saling menghormati)

Cinta berada di seluruh semua kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan..
Para pakar telah mendefinisikan dan memilah-milah istilah ini yang pengertiannya sangat rumit. Antara lain mereka membedakan cinta terhadap sesama manusia dan yang terkait dengannya menjadi:
  • Cinta terhadap keluarga
  • Cinta terhadap teman-teman, atau philia
  • Cinta yang romantis atau juga disebut asmara
  • Cinta yang hanya merupakan hawa nafsu atau cinta eros
  • Cinta sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
  • Cinta dirinya sendiri, yang disebut narsisme
  • Cinta akan sebuah konsep tertentu
  • Cinta akan negaranya atau patriotisme
  • Cinta akan bangsa atau nasionalisme

Cinta antar pribadi manusia menunjuk kepada cinta antara manusia mempunyai beberapa unsur  yang sering ada dalam cinta antar pribadi tersebut yaitu:
  • Afeksi: menghargai orang lain
  • Ikatan: memuaskan kebutuhan emosi dasar
  • Altruisme: perhatian non-egois kepada orang lain
  • Reciprocation: cinta yang saling menguntungkan
  • Commitment: keinginan untuk mengabadikan cinta
  • Keintiman emosional: berbagai emosi dan rasa
  • Kinship: ikatan keluarga
  • Passion: nafsu seksual
  • Physical intimacy: berbagi kehidupan erat satu sama lain
  • Self-interest: cinta yang mengharapkan imbalan pribadi
  • Service: keinginan untuk membantu

Energi seksual dapat menjadi unsur paling penting dalam menentukan bentuk hubungan. Namun atraksi seksual sering menimbulkan sebuah ikatan baru, keinginan seksual dianggap tidak baik atau tidak sepantasnya dalam beberapa ikatan cinta. Dalam banyak agama dan sistem etik hal ini dianggap salah bila memiliki keinginan seksual kepada keluarga dekat, anak, atau diluar hubungan berkomitmen. Tetapi banyak cara untuk mengungkapkan rasa kasih sayang tanpa seks. Afeksi, keintiman emosi dan hobby yang sama sangat biasa dalam berteman dan saudara di seluruh manusia.

PENGERTIAN CINTA KASIH
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diatikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.  Cinta sama sekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
  • Cinta bersifat manusiawi
  • Cinta bersifat rohaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
  • Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.

Cinta juga selalu menyatakan unsur  - unsur dasar tertentu yaitu:
  • Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
  • Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar – benar bedasarkan atas suka rela.
  • Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka dirinya.
  • Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.

Menurut Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta , bukan cinta segitiga dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu:
  1. Keterikatan, adalah perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
  2. Keintiman, yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama panggilan.
  3. Kemesraan, yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak bertemu, ucapan – ucapan yang menyatakan sayang, saling mencium, merangkul dan sebagainya.

Dra. Kartini Kartono dalam bukunya Psikologi Abnormal & Pathologi Seks mengemukakan bahwa wanita dan pria dapat disebut normal dan dewasa bila mampu mengadakan relasi seksual dalam bentuk normal dan bertanggung jawab, hubungan seks yang normal mengandung pengertian bahwa hubungan tersebut tidak menimbulkan efek dan konflik psikis bagi kedua belah pihak serta tidak bersifat paksaan. Sedangkan untuk yang bertanggung jawab adalah bahwa kedua belah pihak menyadari konsekuensinya dan bertanggung jawab terhadapnya. Misalnya, mau menikah dan memelihara anak yang menjadi hasil relasi seksual yang dilakukan.
Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam macam cinta, yaitu:
  • Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
  • Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
  • Cinta Erotis, kasih sayang yang bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
  • Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri sendiri. Cinta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
  • Cinta Terhadap Allah.

Kamis, 29 September 2011

Konsepsi IBD dan Kemanusiaan

Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Dengan perkataan lain IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahkluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.

Hubungan Manusia dengan Kebudayaannya

Manusia dan Kebudayaan merupakan hal yang tak bisa di pisahkan satu sama lain, manusia yang merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan mengadakan suatu kebiasaan-kebiasaan dengan komunitasnya yang terus mereka kembangkan dan lestarikan secara turun temurun sehingga kebiasaan-kebiasaan itu sudah menjadi suatu warisan dari generasi sebelumnya dan akan terus berkembang selama generasi-generasi selanjutnya tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan.
Manusia dan Kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, seperti yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.

Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu :
  • sebagai penganut kebudayaan,
  • sebagai pembawa kebudayaan,
  • sebagai manipulator kebudayaan, dan
  • sebagai pencipta kebudayaan.


Setiap manusia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda itu di sebabkan mereka memiliki komunitas tersendiri di wilayahnya sehingga apabila kita amati manusia di belahan dunia manapun memiliki kebudayaannya masing-masing tak terkecuali di indonesia yang memiliki banyak keberagaman budaya. Perbedaan kebudayaan ini sangatlah wajar karena perbedaan yang dimiliki seperti faktor Lingkungan, faktor alam, manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang menimbulkan Keberagaman budaya tersebut. Pembentukan kebudayaan ini sebenarnya di sebabkan karena manusia di hadapkan pada suatu persoalan yang meminta pemecahan suatu masalah, sehingga dalam rangka usahanya itu maka manusia harus bisa memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara. Hal-hal yang dilakukan oleh manusia inilah yang menjadi kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagi (Way of Life) yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Kebudayaan juga dapat berkembang, dalam perkembangannya itu tidaklah bersifat statis (tetap) melainkan bersifat dinamis. Ini karena di sebabkan masing-masing kelompok manusia memiliki kebutuhan yang beragam  sehingga manusia berinteraksi dalam suatu kelompok dengan kelompok lainnya,  dari interaksi manusia itu terjadi perubahan kebudayaan. Kebudayaan juga dapat berubah jika ada pengaruh dari Kebudayaan lain  yang dirasa oleh suatu kelompok lebih sesuai dan menyenangkan bagi komunitas mereka.
contoh mengenai perubahan kebudayaan misalkan saja kita lihat dari Kebudayaan masyarakat indonesia yaitu perbedaan yang mencolok masyarakat indonesia pada abad-19 dengan abad ke 20 pastinya dapat kita lihat perbedan yang mencolok, kebudayaan masyarakat indonesia di rasa telah banyak mengalami perubahan akibat pengaruh dari kebudayaan barat yang kurang sesuai dengan kebudayaan kita sebagai orang timur, bahkan kebudayaan barat terlalu menyerap kebudayaan kita, perubahan ini dapat kita rasakan yakni dalam pola tingkah laku, kebiasaan, cara berpakaian,  pola fikir dan cara berkomunikasi.
Lama kelamaan memang meresahkan karena kebudayaan barat semakin menyerap kebudayaan kita, tentu ini merupakan hal yang tidak baik jika nilai-nilai kebudayaan kita semakin lama semakin terkikis oleh kebudayaan barat yang cenderung ke arah arogan. Namun perubahaan kebudayaan ini masih dapat kita atasi selama kesadaran kita untuk menjaga kebudayaan kita masih ada, jangan sampai nilai-nilai kebudayaan kita terkikis oleh arogansi kebudayaan barat. Oleh karena itu kita harus menjaga dan melestarikan kebudayaan yang sudah di wariskan oleh generasi terdahulu dan jangan sampai nilai-nilai kebudayaan kita terserap oleh nilai-nilai kebudayaan barat yang cenderung ke arah negatif.